Rabu, 14 November 2012
Cerpen Bahasa Indonesia "Sang Arjuna dan Dewi Malam"
Laki-laki yang normal tentu memiliki nafsu akan kebutuhan seksnya hal tersebut tidak dapat dipungkiri oleh kebanyakan laki-laki.
Sebagai laki-laki sejati, Arjuna memiliki segalanya,ia tampan, bertubuh kekar, berkulit putih, ia terlihat seksi sebagai laki-laki dan teramat sempurna. Banyak wanita yang mencoba mendekatinya dan berharap menjadi kekasihnya, namun Arjuna belum bisa menerima 1 dari 1000 wanita itu untuk dijadikan teman yang istimewa. Sebagai lelaki sejati Arjuna pun menghargai wanita yang tidak sepantasnya dimanfaatkan untuk sekedar memuaskan nafsu birahi.
Sebagai laki-laki normal, Arjuna tentu memiliki kebutuhan seksual yang tidak dapat ia pungkiri, ia memiliki kebiasaan jelek dan jorok yaitu sering melihat gambar-gambar porno dan membaca cerita-cerita seks di internet. Menjijikan, namun itu hal yang wajar. Karena hal tersebut ada nilai positifnya, yaitu agar kita tidak buta tentang seks setelah menikah nanti.
***
Malam ini Arjuna merasakan hasratnya mulai meninggi, ia tidak dapat menahannya lagi. Akhirnya ia memutuskan untuk pergi ke diskotik dimana terdapat tempat prostitusi didalamnya.
Terdengar suara musik dugem yang kencang, ia mulai melangkahkan kakinya masuk kedalam diskotik yang cukup terkenal di Jakarta.
Begitu masuk, Arjuna menaiki anak tangga satu persatu untuk menuju lantai 2 diskotik tersebut. Benar-benar suasana diskotik yang kental kerlap -kerlip lampu disko. Musik yang memekakan telinga dan begitu banyak orang di lantai dansa. Sangat banyak wanita disana. Arjuna tidak dapat membedakan yang mana pengunjung dan yang mana gadis malam.
Selain wanita, terlihat beberapa pria dewasa sedang duduk dan bercerita di sofa sambil merokok dan ‘’ minum ’’. Mungkin mereka sedang menunggu wanita langganannya.
Arjuna hanya mencibir, namun dalam hati ia bertanya ‘’ apa nantinya aku akan seperti mereka ? “ Ia terdiam dan tersenyum kecil.
***
Seorang bartender menghampiri dan menyapanya dengan ramah “ Hallo Boss!!Nyari yang gimana nich? ”Bartender tadi menyodorkan foto-foto seksi kepada Arjuna. Sambil menuju sofa Arjuna melihat-lihat foto-foto seksi dan syur yang telah ditaruhnya di meja. “ jadi mau yang gimana nich boss !!! “ tanya bartender tadi.
“Gue masih bingung, ceweknya cantik-cantik sama seksi-seksi “ jawab Arjuna polos. Akhirnya Arjuna meminta bantuan bartender itu untuk memilihkannya 1 untuknya, karena menurutnya foto syur yang ada begitu banyak.
Lalu bartender itu bertanya “ sukanya yang gimana ? yang besar apa yang kecil ? “ tanyanya ramah. Arjuna hanya diam, sepertinya ia tidak suka cerita-cerita dengan bartender tadi. Bartender tersebut menyodorkan 1 foto pada Arjuna. Wanita difoto tersebut sangat cantik dan seksi. Arjuna mengangguk tanda menyetujuinya. Akhirnya ia beranjak pergi menuju tempat atau sebuah kamar yang telah di tunjuk bartender tadi.
***
Perlahan-lahan Arjuna membuka pintu kamar tersebut. Kamarnya berukuran 3m x 2m cukup bersih dan rapi. Seorang wanita yang bertubuh mungil, sexy, berambut panjang duduk di atas ranjang. Ia mengenakan sleep wear warna merah muda. Iya sangat cantik, semampai. Namun sungguh sayang dia adalah seorang WTS.
Arjuna berjalan menuju ranjang, dan duduk di dekat WTS tadi. Arjuna mulai membuka percakapan. “hayy !!! “ Sapa Arjuna
“hayy juga !!!” sambut WTS tadi sambil tersenyum.
“kenalkan aku Karmila” lanjut WTS tadi.
Ia mengulurkan tangannya pada Arjuna. Dan mereka berjabat tangan.
“aku Arjuna. Panggil saja aku Juna” jawab Arjuna.
Arjuna sama sekali belum merasakan hasrat yang mulai meninggi. Ia menganggapnyamasih wajar. Mungkin karena canggung.
Karmila pun mulai membuka bajunya. Namun sepertinya tidak ada reaksi libido yang meninggi dalam tubuh Arjuna. Ia seperti mati rasa. Entah apa yang terjadi pada saat Arjuna datang memuasakan nafsu birahinya. Ia tidak merasakan hasrat apapun terhadap Mila, WTS tadi akrab disapa Mila.
Meskipun mereka tengah berduaan, sepertinya tidak ada tanda-tanda hasratnya akan meninggi. Wajah Karmila yang cantik ternyata tidak bisa membuat hasrat Arjuna naik. Arjuna justru merasakan hampa. Tidak ada libido, tidak ada gairah, “ apakah aku mengalami disfungsi ereksi ? ” tanya hati kecil Arjuna.
Beberapa saat berlalu dan Arjuna hanya terdiam. Ia shock, mengapa tidak ada hasrat yang ia rasakan. Apa ia sudah tidak normal ? tidak, Arjuna hanya merasa hampa dan iba melihat Karmila.
“Boss !!! ko melamun ? ” tanya Mila mesra.
“panggil saja saya Jun, maaf mbak saya tidak bisa melanjutkannya. ” jawab Arjuna gelapan.
“kenapa, bukannya kamu kemari untuk aku layani ? ”
Arjuna tahu ia harus tetap membayar Mila, karena kalau tidak ia bisa di pukuli bartender-bartender tadi. Akhirnya Arjuna memutuskan untuk hanya bercakap-cakap saja dengan Kamila.
“Kamila, aku tidak bisa meniduri kamu. Bagaimana kalau kita hanya ngobrol saja ? ” pinta Arjuna pada Karmila.
“tapi...... saya.......saya pasti...........” Karmila menjawab panik seolah-olah ia ketakutan dan ada tekanan.
“tenang saja Mil, aku akan tetap membayarmu penuh. Jangan khawatir ” jawabku menenangkan.
Wajah Karmila kembali tanang. Namun terlihat keheranan di wajahnya. Ia pasti bertanya-tanya mengapa Arjuna batal menidurinya. Namun ia tak pantas bertanyatentang hal itu. Lagi pula itu haknya Arjuna.
Arjuna akhirnya ingin mendengar cerita tentang Karmila. Karmila menolak awalnya. Namun, Arjuna meminta ganti sebagai ganti ia tidak menidurinya. “hidupku benar-benar rumit Jun, karena masalh ekonomi aku akhirnya memilih hidup menjadi seorag pelacur. Dikampung aku mempunyai 2 orang anak yang harus aku sekolahkan, aku ingin anak-anaku bermasa depan. ” ucap Mila.
“lalu, jika kau mempunyai anak, kau pasti mempunyai soerang suami ? ” tanya Arjuna
“ya, kau benar. Suamiku sedang merantau ke Malaysia. ” jawab Mila.
“Mil, entah kapan kita bertemu lagi setelah berbincang ini. Sungguh halyang tak ku duga dan takan terlupakan. ” dalam hatinya Arjuna bertekad untuk tidak masuk lagi ke tempat prostitusi. Ia ingin mempersembahkan keperjakaannya untuk istrinya tercinta nanti.
Arjuna berharap mudah-mudahan istrinya nanti dapat memberikan apa yang ia rasakan malam ini bersama Mila
To : Mila
Karmila, aku berharap kita bisa bertemu lagi dalam kondisi yang lebih baik, bukan sebagai seorang pelacur dan pelanggannya. Tetapi sebagai seorag sahabat.
From
ARJUNA
Mila tersenyum membaca sepucuk surat yang di tinggalkan Arjuna di laci dekat ranjang itu.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar