Sabtu, 07 Februari 2015

AKU RINDU CINTA PERTAMAKU

Ingatkah kau saat pertama kali perkenalan kita ? Usiaku, usiamu masih sangat belia.. 16 tahun usiamu, 14 tahun usiaku.. Aku masih sangat malu-malu, begitu juga dengan dirimu.. Kita dipertemukan dalam waktu yang tidak tepat.. Dalam keadaan yang tidak seharusnya.. Ingatkah kau saat pertama kali menelponku ? Saat ingin mengakhiri obrolan telepon, kau dan aku beradu mulut saling menyuruh untuk menutup teleponnya terlebih dulu. Dan pada akhirnya kita sepakat untuk menutup bersama.. Itu yang membuat hatiku berdegup kencang.. Dimana aku rasakan yang tidak aku rasakan sebelumnya, dimana aku tidak tahu ini apa namanya.. Aditya, ku ingat namanya hingga 7 tahun berlalu. Adi ku , cinta pertamaku, teman bermainku, belahan hatiku, sahabat setiaku, kau hidupku, duniaku, tidurku, mimpiku, pagiku, kebahagiaan dan kesedihanku. Kau telah ada dalam dunia beliaku yang singkat. *** Namaku Arista, usiaku 14 tahun, berperawakan cukup tinggi, kulitku kuning langsat, rambutku hitam lurus, dengan mata yang indah dan orang bilang aku cantik, akulah gadis yang sedang jatuh cinta untuk pertama kalinya, krining..krining..krining.. Telpon berbunyi) Ku lihat HP-ku berdering, Adi menelpon. Dengan hati berdegup kencang, Aku mengangkat teleponnya. " Hallo , Arista, lagi ngapain ? Aku ganggu gak ?" " Lagi diem aja, nggak kok gak ganggu.. Kenapa ?" " Gapapa.. Pengen telpon aja." "Oh gtu ya." " Ta , aku bisa tau jawaban kamu sekarang ? " " Harus sekarang ya ? " " Iya ta, aku harap jawabannya iya, aku berharap banget ta. Kamu mau jadi pacar aku kan ?" Dengan grogi aku jawab cintanya.. Dan hari ini 8 Januari 2008 aku resmi pacaran dengan Adi. Girang bukan main , Adi sangat senang saat ku bilang aku menerima cintanya.. Malam yang membahagiakan. Hari demi hari berjalan begitu cepat, dari awal aku resmi dengan Adi , hingga 18 hari berlalu, aku belum pernah berjalan dengannya. Karena mungkin aku masih malu untuk menemuinya, setiap bertemu berpapasan saja jantungku berdetak 1000x lebih cepat hingga nafasku ngos-ngosan tak karuan.. "Wulan, hari ini kita takkan pulang bersama, Adi akan menjemputku. Kau tak apa kan pulang sendiri ?" Kataku kepada Wulan teman sekolahku. " Iya gapapa Ta, aku pingin lihat dulu Adi kamu itu ya ? Dia naik apa kesini ? Motornya bagus gak ? Orangnya tampan gak ?" " Aduh , kamu ini.. Sudah kamu pulang duluan saja. Kamu kan pake angkot nanti kesorean. Aku gapapa disini nunggu Adi sendirian." " Yah kamu Ta, baiklah kalo begitu." " Nanti pasti akan ku kenalkan kau pada Adi. Ok ? " " Baiklah, aku pulang duluan.." Tak lama setelah Wulan pulang, Adi datang. Dan kamipun pergi menuju pulang ke rumahku. Hatiku sangat gemetar, aku takut sekaligus senang. Ini pertama kalinya aku di bonceng oleh laki-laki yang bukan ayahku , pamanku atau kakak ku.. Adi , kau lah yang pertama menempati ruang di hatiku.. *** Hampir dua bulan berlalu, aku menjadi menggebu-gebu.. Selalu ingin Adi di dekatku, selalu ingin pergi bersamanya, untuk sekedar makan, nonton , atau berfoto box.. Kami sangat senang pergi menonton film.. Kami benar-benar menikmati masa awal pacaran yang indah.. Aku merasa sangat bahagia.. Adi menjadi segalanya untukku.. Adi yang pertama untukku, begitupun baginya.. Aku lah cinta pertamanya, dialah cinta pertamaku, dia teman laki-laki menonton film yang pertama, begitupun sebaliknya, dia ciuman pertamaku, dan akupun ciuman pertamanya.. Dialah yang pertama kali ku cintai dari hatiku.. Aku bahagia dengannya saat itu, aku benar-benar bahagia.. Ku lewati hari demi hariku bersamanya, kemanapun aku ingin berjalan bersamanya akan kami lakukan.. Banyak tempat kami kunjungi untuk kencan.. Kami sering jalan ke mall, kami sering pergi menonton, kami pernah pergi ke sebuah kebun teh yang indah, kami berjalan riang disana, bermain, bercanda , berkejar-kejaran, hingga aku lelah dan ia menggendongku. Walau badanku lebih berat darinya ia tak mengeluh. Berkali-kali dia menciumku di antara semak-semak kebun teh. Berkali-kali kami berpelukan mesra, seperti dunia ini milik aku dan dirinya. Inilah cinta yang aku rasakan, dimana hatiku selalu bergetar saat bersamanya, saat di dekatnya , saat memikirkannya. Tak ingin ku berpisah darinya.. Dan seperti janjinya takkan pernah meninggalkanku.. Hingga waktu mengubah segalanya waktu berlalu begitu cepat mengakhiri semuanya.. Aku harus kehilangan Adi yang sangat ku cintai.. Perpisahan yang berat yang ku alami.. Kami berdua menangisi perpisahan yang kami sepakati sendiri.. Aku mencintainya, namun Adi tak mencintaiku lagi pikirku.. Adi mengkhianatiku berulang kali. Hingga tak dapat aku terima lagi, dan ku akhiri saja semuanya.. Tapi ku tahu, Adi tetap menyayangiku. Dia tak pernah benar-benar meninggalkanku. Dia selalu ada di celah-celah kehidupanku. Dia tetap menghubungiku, dia tetap menjaga hubungan baiknya denganku. Yang ku ingat janjinya, dia takkan pernah mengganti nomer HP nya.. Dan aku pun takkan mengganti nomor HP ku... Pada saatnya nanti dia akan kembali kepadaku, pada waktu yang tepat dimana kami akan bersama lagi.. Itulah janji terakhir kami berdua.. *** Semakin lama , Aku semakin menderita.. Karena cintaku pada Adi tidak padam dengan cepat.. Hingga ku sadari, Hidupku harus tetap berjalan.. Aku mulai menjalin hubungan dengan laki-laki lain.. Terus silih berganti, karena aku tak punya perasaan terhadap mereka, tak pernah ada yang lama.. Hingga aku terjebak dalam suatu masalah besar dengan pacar baru ku, nomor HP ku di buangnya ke sebuah danau.. Dan hapuslah harapanku pada Adi, bagaimana dia akan menghubungiku ? Bagaimana jika dia memintaku kembali ? Bagaimana jika dia ingin bertemu denganku ? Apa yang harus ku lakukan ? Aku sedang menunggu Adi ku, dan sekarang musnah lah sudah.. Tahun demi tahun berlalu.. Tak ada Adi, tak ada lagi cinta yang ku tunggu.. *** Adi yang ku tunggu tak pernah kembali, sekalipun aku sangat menantinya.. Tujuh tahun telah berlalu, aku tetap hidup tanpanya.. Kini Aku belajar membuka hatiku untuk mencintai laki-laki lain.. Untuk membuka hatiku lebih lebar , agar aku melupakan Adi dan pernikahannya yang baru saja berlangsung.. Adi telah menentukan pilihan hidupnya , dan itu bukan aku.. Tapi aku senang ia bahagia.. Karena kini akupun bahagia dengan kekasihku, bahagia seperti yang aku pernah rasakan dengan Adi tujuh tahun yang lalu.. Untukmu Adi, Ben de sizin için mutluyum. Gerçekten bazen seni özlüyorum, asla unutmayacağım. Bana ihtiyacın olursa, ben bir arkadaş olarak orada olacağım. Yang merindukanmu, Arista

Tidak ada komentar:

Posting Komentar