Rabu, 14 November 2012

Cerpen "Setengah Abad Kunanti Dirimu"

Cintaku yang abadi. Kata-kata ini mungkin sangat sesuai dengan kisah cintaku yang abadi. Aku adalah orang yang sulit jatuh cinta, dan sulit melupakan orang yang kucintai. Sekali aku mencintai seseorang, maka dialah yang akan kucintai hingga mati. Oleh karena itu, sampai sekarang aku tak pernah memperdulikan apabila ada laki-laki yang secara terang-terangan atau mungkin secara diam-diam menyukaiku. Dan jika ada yang menyatakan cintanya padaku aku pun tak menerimanya. Bukannya aku sok cantik, sombong atau apalah itu namanya. Tapi mau bagaimana lagi, jika hatiku tak suka maka aku akan katakan tak suka. Itulah aku. Mungkin sikapku sedikit kejam, tapi bukan maksudku mau menyakiti mereka. Aku hanya akan mengatakan iya jika hatiku juga mengatakan iya. Aku tak mau menjadi orang yang munafik, menyayangi tapi tidak sepenuh hati. Menyukai tapi tak mencintai. Mungkin banyak orang bertanya-tanya, sebenarnya laki-laki yang seperti apa sih yang kutunggu. Pertanyaan itu jugalah yang selalu diajukan sahabatku “Anna”, setiap kali aku menolak seorang laki-laki. Dan lagi-lagi pertanyaan itu ditanyakannya saat aku dan Anna pergi ke kampus bersama-sama. “Renate, kenapa sih kau menolaknya, kau itu sangat cantik, pintar, kaya pula, sepertinya tak ada kekurangan pada dirimu tapi, kenapa kamu itu selalu menolak setiap ada laki-laki yang menyatakan cintanya padamu, memangnya setinggi itukah kriteriamu?” tanyanya kesal padaku. “Anna, aku kan sudah bilang berkali-kali, jika laki-laki itu kucintai pasti akan kuterima.“ kataku dengan santai. “Ya, tapi siapa,…… pangeran?” sindirnya padaku. “Mungkin saja kan, siapa tau kelak akan ada seorang pangeran tampan yang datang dari negeri yang sangat jauh melamarku. Pasti akan kuterima.” harapku. “Kau pikir ini negeri dongeng. Oh…… aku tau, kamu seperti ini mungkin karena kebanyakan baca cerita dongeng, nya?” katanya menyindirku yang memang suka sekali cerita dongeng. “Apaan sih serius nih!” Karena asyiknya mengobrol, tak terasa ternyata kami sudah sampai dipintu gerbang Universitas yang bertuliskan Fakultas Pendidikan Kimia Universitas Friedrich Schiller, Jena, Jerman Timur. Ya, itulah kampusku. Saat aku meneruskan langkahku menuju perpustakaan, tiba-tiba dari jauh kulihat ada seorang laki-laki yang asing bagiku. Selama aku kuliah di Fakultas ini baru kulihat dirinya.“Siapa ya dia?” tanyaku spontan. Karena keherananku, tanpa kusadari aku terus memandanginya. Ia pun membalas pandanganku dengan senyuman. Aku yang penasaran mencari tau siapa dirinya dan ternyata memang benar, dia asing. Bukan karena aku tak pernah melihat dirinya sebelumnya, tapi dia memang orang asing. Menurut kabar berita dari sana-sini katanya dia warga negara Korea Utara, ehm jauh sekali kan. Kalau dipikir-pikir, dia itu seperti pangeran yang kuimpikan. Yang datang dari negeri yang amat jauh dari sini. Siapa yang menyangka,ternyata laki-laki itu satu jurusan denganku. Alhasil aku pun sering bertemu dengannya. Waktu terasa berjalan begitu cepat, tak terasa sudah hampir satu tahun aku mengenalnya. Ternyata namanya Ok Gu, lengkapnya Hong Ok Gu. Mungkin nama itu sedikit aneh bagi warga Jerman. Tapi memang itulah namanya. Nama laki-laki yang untuk pertama kalinya membuatku jatuh cinta seperti ini. Ya, jatuh cinta. Entah kenapa aku bisa merasakan hal ini pada Ok Gu, yang jelas aku merasa nyaman sekali dan hatiku selalu bahagia saat ia berada disampingku. Jika ditanya kenapa kumencintainya aku pasti akan bilang dia baik. Kata yang selalu dikatakan seorang wanita saat ditanya alasannya mencintai seorang laki-laki. Tapi sebenarnya bukan karena hal itu juga sih. Itu semua karena “Pandangan pertama”, mungkin kata itu cocok sekali untuk kisah cintaku ini. Aku masih ingat sekali waktu aku pertama bertemu dengannya, saat itu musim semi tahun 1955. Cocok sekali rasanya cuaca saat itu dengan hatiku yang berbunga-bunga,karena bertemu dengannya. Semenjak saat itu aku tak bisa melupakannya. Karena pertemuan intensif selama menuntut ilmu dikampus yang sama, kami merasa ada kecocokan. Tak perlu waktu yang lama untuk mengenalnya. Benih-benih cinta pun lambat laun mulai tumbuh dihati kami. Genap 1 tahun setelah pertemuan pertama kami, ia menyatakan cintanya padaku, tentu saja aku menerimanya. Semenjak saat itu kami berkomitmen sebagai sepasang kekasih. Dan setelah 3 tahun menjalin cinta dengannya, Ok Gu melamarku. Tak ada kata-kata yang mampu manggambarkan perasaanku saat itu. Aku bahagia sekali, rasanya seluruh dunia ada dipangkuanku. Karena bahagianya aku menangis seketika. Bukan air mata duka yang keluar, tapi air mata kebahagiaan. Tak lengkap mungkin rasanya, jika kisah cinta tanpa adanya perjuangan. Itu pula yang kami alami. Kondisi waktu saat itu tidak mengizinkan kami untuk menikah, baik dilakukan di Korea Utara maupun di ibu kota Jerman Timur. Karena saat itu pemerintah melarang adanya pernikahan lintasnegara. Namun kami tak menyerah sampai disitu saja, dengan perjuangan yang gigih akhirnya pada tahun 1960 kami bisa menikah juga disebuah kota kecil di Jerman Timur. *** Tak terasa sudah dua tahun kami menikah rasanya baru kemarin kami bertemu. Waktu berjalan begitu cepatnya. Saat itu adalah hari ulang tahun putra kami yang pertama, Peter. Cuaca hari itu buruk sekali, diluar kulihat hujan begitu besar diiringi suara angin dan petir yang bersahut-sahutan. Membuat hatiku tidak enak saja rasanya. Seperti akan terjadi hal yang buruk saat itu juga. Dan benar saja, tiba-tiba dibalik hujan lebat itu muncul sesosok laki-laki yang memberitahukan pada suamiku sebuah kabar buruk, bahwa dalam waktu 48 jam, Ok Gu harus kembali ke Korea Utara. Rasa sedih,kaget dan heran bercampur jadi satu, kenapa Ok Gu harus mendadak pergi seperti ini. Dan ternyata bukan Ok Gu saja yang terpaksa harus kembali ke Korea Utara tapi, sekitar 350 orang Korea Utara yang berada di Jerman Timur juga harus kembali ke kampung halamannya. Ini terjadi karena keadaan politik di Korea Utara sedang memanas. Kondisi yang tak terkendali inilah yang mengharuskan warga negaranya yang ada diluar, harus segera kembali. Perpisahan ini rasanya begitu berat sekali, terlebih saat itu aku sedang mengandung anak kedua kami. Bisa dibayangkan hancurnya hatiku saat itu. Kami menangis tersedu-sedu beruaraikan air mata saat mengucapkan salam perpisahan. “Aku pasti akan kembali Renate, percayalah!” katanya berusaha menenangkan hatiku. “Ya, aku berjanji akan menunggumu kembali sampai kapan pun dan Ok Gu aku akan mencintaimu hingga aku mati.” kataku tanpa sadar berjanji. Seperti itu pertemuan terakhir kami saja. Di musim panas yang penuh duka itu, aku pun mengantar kepergiannya.Kenyataannya, seiring perjalanan kereta yang membawanya, sejak itu jugalah aku kehilangan kontak dengannya. Tahun demi tahun berganti tapi ia belum kembali juga. Tak terbayangkan olehku perpisahan itu akan berlangsung puluhan tahun lamanya. Meski demikian aku tetap setia menunggunya sesuai dengan janjiku dan berharap dapat bertemu suamiku lagi, meskipun berpuluh-puluh tahun telah berlalu. Karena kesetiaanku, aku pun memutuskan tidak menikah lagi. Seluruh hidupku, kuhabiskan untuk membesarkan dua anak hasil penikahan kami. Selama hidupku ditinggalkannya aku bekerja sebagai guru dan peneliti. Usaha untuk meminta izin bertemu suamiku pada pemerintah Korea Utara pun sia-sia saja. Mereka tak mengizinkannya. “Kenapa aku tak boleh bertemu suamiku sendiri?” kataku geram saat permintaan izinku ditolak. Namun mereka tetap bergeming. Setelah beberapa dekade terpisah, tepatnya setelah 44 tahun kehilangan kontak, akhirnya aku mendapat kesempatan untuk saling berkirim surat dengannya. Itu pun atas bantuan pemerintah Jerman. Surat pertama untuk Ok Gu dikirim pada Maret tahun 2006. Surat itu pun dibalas pada 27 juli pada tahun yang sama. Aku sangat bahagia sekali menerima surat itu, rasanya hatiku merasakan hal yang sama saat aku dilamar oleh Ok Gu. Bagaimana tidak setelah 44 tahun aku berpisah dengan orang yang paling kucintai itu, baru sekarang aku dapat berkomunikasi lagi dengannya. Kebahagian itu semakin sempurna karena hari itu bertepatan dengan hari ulang tahunku yang ke-70. Rasanya jantungku berhenti berdetak. Tentu dapat dibayangkan bagaimana perasaanku saat membuka surat itu. Surat yang telah kutuggu-tunggu selama 44 tahun. “Ya, Tuhan akhirnya aku bisa berkomunikasi lagi dengannya” ucapku sebagai tanda syukurku. Aku pun membaca surat itu, sambil berlinangan air mata. Halaman pertama dari dua lembar surat yang ditulis suamiku itu berisikan tentang perasaannya yang tersentuh dengan isi surat yang aku kirim. “Aku sangat tersentuh ketika menerima suratmu. Aku berharap kamu masih mau menjadi pendamping hidupku untuk selamanya.” katanya dalam surat itu. Aku bahagia sekali membacanya karena dengan begitu artinya ia masih mencintaiku sama denganku yang akan selalu mencintainya juga. Dilembar kedua Ok Gu menanyakan keadaan Uwe, anak kedua Ok Gu yang belum pernah dilihatnya. Tapi Ok Gu juga menulis bahwa surat tersebut merupakan surat perpisahan. Aku terpukul sekali membacanya. Baru saja aku merasakan kebahagian setelah 44 tahun tak merasakannya, tapi seketika itu juga kebahagian itu telah hilang lagi. Air mata yang tadinya merupakan air mata kebahagiaan berubah menjadi air mata duka. Ternyata memang benar semenjak saat itu aku tak pernah lagi menerima surat dari Ok Gu, aku sampai berpikir, “Apakah ini surat pertama dan terakhir yang dikrimkan Ok Gu untukku?” Ungkapku sedih. Semenjak saat itu setiap surat-surat yang kukirim tak pernah sampai tujuan, selalu kembali ke tanganku. Bahkan usaha mendatangi Kedutaan Korea Utara untuk mendapat izin bertemu suamiku pun juga ditolak. Tapi aku yakin suatu hari nanti impianku bertemu dengannya pasti akan terwujud. Pada tahun 2007, aku mendapat kesempatan untuk berkujung ke Korea Selatan dengan harapan dapat berkunjung ke Korea Utara. Tapi, hal itu tetap tidak berhasil. Sampai pada akhirnya belakangan ini kisah cintaku megudang banyak sorotan media dan tokoh internasional. Termasuk Sekjen PBB, mantan Presiden Korea Selatan dan mantan Presiden Jerman. Para tokoh internasinal itulah yang memaksa pemerintah Korea Utara agar segera mengeluarkan izin reunifikasi keluarga lintasnegara ini. Upaya ini benar-benar mendapat perhatian setelah kisah cintaku dan Ok Gu dipublikasikan di media. Sungguh tak disangka, akhirnya penantian dan perjuanganku ini membuahkan hasil juga, impianku terwujud. Sebentar lagi aku akan bertemu Ok Gu, suamiku yang hampir setengah abad tak kutemui. Setelah benar-benar mendapat izin aku dan kedua anakku pun segera berangkat ke Negara yang selama ini terkenal sulit memberi izin warga negara asing yang ingin berkunjung ke negaranya. Sebagai Negara komunis, Korea Utara yang dipimpin Kim Jong II dikenal sebagai pemimpin bertangan besi, sangat menutup diri dari pengaruh luar. Rakyatnya boleh dibilang secara ketat dilarang melihat dunia luar. Aku terbilang orang yang beruntung sebab aku adalah orang asing pertama yang mendapat kesempatan bertemu dengan pasangan hidupku itu. Atas bantuan Palang Merah Korea Utara, akhirnya kami dapat bertemu, “Aku sangat bersyukur karena impianku akhirnya terwujud,” ungkapku saat menjejakan kaki di Pyongyang, Korea Utara pada 25 juli 2008. Hari ini adalah kesempatan untukku meyelesaikan sisa babak kehidupanku. Yakni menemui pria yang selama hidupku aku cintai sepenuh hati. Detik-detik mendebarkan dalam hidupku. Aku belum pernah setegang ini sebelumnya, sebentar lagi aku akan bertemu suamiku yang hampir setengah abad kunanti kedatanganya. Aku berangkat naik mobil menuju kediaman suamiku bersama kedua anakku. Mereka terlihat begitu bahagia sama halnya seperti aku. Aku terus saja tersenyum karena senangnya, tapi tiba-tiba saja senyum itu berganti menjadi raut wajah kesakitan. Rasanya dadaku begitu sakit sekali, tak tahan rasanya. Sepertinya penyakit yang menghinggapiku belakangan ini mulai menjadi saja. Tapi, aku masih saja berusaha tersenyum didepan anak-anakku, aku tak ingin mereka khawatir. “Bu, sebentar lagi kita sampai.” seru Peter anak pertamaku. “Aku sangat bahagia sekali, akhirnya aku bisa bertemu dengan ayah yang belum pernah kutemui semenjak ku lahir.” seru Uwe mengungkapkan rasa bahagianya. “Kita saja amat bahagia, apalagi ibu sebagai istrinya yang sudah hampir setengah abad tidak bertemu suaminya.” kata Peter sambil menoleh kearahku. Aku pun hanya tersenyum meringis, menahan sakit. Akhirnya impianku terwujud. “Ok Gu aku akan mencintaimu hingga aku mati.” ucapku dalam hati mengulangi janjiku dahulu padanya. Perlahan-lahan tapi pasti rasa sakit itu semakin menjadi. Sampai akhirnya aku terlalu lelah hanya untuk membuka mataku saja. Maka aku pun tidur panjang untuk selamanya. Tidur dalam kebahagiaan karena cinta yang kuperjuangkan.

Cerpen"PAK INDRA, I Love You !!!"

Cinta, yang ku tahu cinta itu indah. Saat jatuh cinta rasanya hati ini penuh bunga-bunga asmara yang bermekaran. Aku Maharaini, mahasiswi fakultas ekonomi di sebuah universitas swasta di kotaku. Salahkah jika aku mengidolakan dosen ku ? ataukah rasa ini berlebihan jika aku menyukai Pak Indra ? ya , dia dosenku, yang mengajar teori ekonomi. Jangan salah dia masih muda dan sangat energik. Andai saja aku dapat memanggilnya dengan sebutan Mas atau kakak, pasti lebih romantis. Oh..Pak Indra... Aku senang sekali melihatmu ketika berada di depan kelas. Garis wajahmu yang keras menunjukan bahwa dirimu adalah lelaki yang tegas. Tuturmu indah, berisi petuah, niscaya banyak orang yang betah untuk sekedar mendengarmu mendesah. Ah... andai saja aku dapat mengungkapkannya, bahwa aku ingin sekali mendampingimu seumur hidup. Pak indra, I love you !!! *** yang sedang kurang enak badan tetapi mampir untuk membeli oleh-oleh sebelum pulang ke rumah. Orang tua ku memiliki usaha pembuatan brem jajanan khas madiun yang terbuat dari sari tape yang di olah dengan cara pemekatan dan pengeringan sari tape tersebut. Lebih murah kan kalau beli langng ke pabriknya.menjengukkuSiang ini teman-teman sekampusku yang tergabung dalam team bola basket baru saja datang dari pertandingan yang berlangsung di kota Malang dalam even olahraga rutin antar kampus. Siang ini mereka beramai-ramai mampir ke rumah ku bersama Pak Indra, pelatih tim basket yang mendampingi mahasiswanya. Beliau juga merupakan dosen kami. Tujuannyabukan untuk Orang tuaku tergolong orang yang sukses dari usaha ini. Bahkan usahanya sudah merambah ke persewaan bus pariwisata dan mensuplay sambel pecel ke restoran-restoran di seputaran kota ku. Kami merintis usaha ini benar-benar dari nol. Dulunya kami termasuk keluarga yang tergolong miskin. Dulu kami berjualan dimana pintu rumah sering di gedor-gedor oleh pelanggan yang ingin membawa oleh-oleh khas Madiun. Berbeda dengan yang sekarang sudah sukses seperti ini. Sekarang kami sudah memiliki pabriknya sendiri dan memasukannya ke toko-toko oleh-oleh. *** Aku dan teman-temanku mengobrol di samping ruang tamu, sedangkan Ibu dan Bapak menemani Pak Indara mengobrol di ruang tamu. “ Gimana tadi pertandingannya ? Seu gak ? “ tanyaku “ Wah ran , gak seru !!! Habis gak ada suporter yang mendukung tim kita. Semua dukung tim tuan rumah. “ jawab Karina temanku sambil menggerutu. “ Iya makanya kita langsung cabut aja. Jelas kalahlah tim kita. Secara kualitas mereka lebih baik dari kita.” Timpal Angga Di tengah-tengah obrolan kami, aku mendengar pembicaraan ibu dengan Pak Indra. Sepertinya ibu sedang membicarakan aku.. Tapi apa yang ibu bicarakan ? Ups... jangan..jangan... “ Pak Indra, Rani sering cerita kalau ada dosennya yang masih muda dan Rani kelihatannya antusias sekali kalau menceritakan tentang dosen tersebut, sepertinya Rani menyukainya, beliau katanya sangat aktif di kampus. Mahasiswa-mahasiswanya juga sangat antusias apabila beliau mengajar, selain itu juga beliau sering mengisi ceramah di masjid kampus. Kalau gak nsalah ngajar teori ekonomi gitu.” Tanya ibuku yang nyerocos. Aku kaget mendengar nya. Kenapa Ibu menceritakan isi hati ku tentang dosen pujaan hatiku. Dan maslahnya ibu menceritakannya pada orangnya sendiri. Huh.. betapa malunya aku. “Hmm,” Pak indra mengerutkan dahinya seperti orang sedang berpikir dan bingung mau menjawab apa. Dan Kebetulan saat itu Adrian yang sedang lewat ruang tamu mendengar perkataan ibuku. Ia spontan menunjukan jarinya kepada Pak Indra sambil berkata, “ Ya beliau ini lah Bu dosen yang ibu tanyakan! Pak indra inio pujaan hatinya Rani. Ibu belum tahu ya ?” Deum... merah padam mukaku menahan malu, dan sempat ku lirik Pak Indra yang merundukan kepalanya, Oh akhirnya kau mengetahui apa yang aku rasakan selama ini dan selalu ku pendam dalam hati ku. “Pak Indra, aku tidak berani berharap lebih walaupun aku sangat menginginkanmu, Pak.” Ucap ku memberanikan diri pada pak Indra dan ia hanya tersenyum dan tersipu malu. Oh tuhan, engkau lebih mengetahui apa yang terbaik untukku. Jika dia terbaik dekatkanlah dan apabila dirinya bukanlah untukku , jadikanlah dia yang terbaik. Pak Indra....I Love You !!!

PENGALAMAN kunci kehidupan

Harap Di Baca !!! Khususnya untuk kalian yang memiliki pengalaman suram ketika kalian sekolah.. Entah itu d smp atau sma. Aku memiliki segudang pengalaman, tapi yang ku ingin ku ceritakan adalah pengalaman ku ketika aku sekolah... Ketika aku SD.... Saat aku SD aku anak yang baik, namun aku cerewet, aku anak yang aktif dan pintar jg berprestasi. Dari kelas 1-6 aku slalu mendapat peringkat 1. Mungkin ada org yg tak senang dgn keberhasilanku. "Waktu aku kelas 3 SD, itu aku anggap masa suramku. Karena awal naik kelas aku di tinggal teman sebangku ku krn ada anak baru nangis dan mmh.a memarahiku krn aku di anggap menakut2inya. Padahal niatku agar ia berhenti nangis. Yang ke2 seseorang bernama Nida, ia mencuri teman2 segrup ku. Semua jadi memihak padanya. Tidak ada yg menemani ku kcuali Yani. Hanya satu org temanku ketika kls 3 SD. Dan ketika kelas 5, aku mengalami hal serupa, ada anak yg sirik kpdaku bernama GINA ia mempengaruhi tmn2ku untuk menjauhi ku. Padahal aku sm sekali tdk membencinya. Namun persetan aku bisa berteman dgn siapapun. Ada tmn yg menemaniku." "Ketika SMP, saat aku mempunyai pacar baru 's' Desi salah seorg temanku tdk menyukai aku. Aku dengar dari tmn2ku yg lain katanya ia yg memprofokasi untuk menjauhi dan membenciku, dgn blg aku lesbi dgn danti, dia jg mngsms pcrku dlu dgn bilang hub aku dgn pcrku yg dlu blm putus. Entah apa yg ia iri dri ku. Hanya danti yg mnjdi tmnku, krn ia bernasib sm dgnku. Saat itu aku dan danti mempunyai pcr dri skull yg sm. Aku tak mengerti mengapa 1kls ikut campur pda urusan pribadiku. Dan memfitnah aku lesbi. Pdahal aku ini normal tdk pernah menjalin cinta dgn sesama jenis." "Ketika aku kelas 1sma. Aku pun mengalami hal yg buruk. Ada 2org profokasi bernama sri dan siti. Entah apa awalnya mereka jadi memusuhiku, namun aku pernah ribut dan bertengkar hebat dgn kdua org itu, sampai2 orang tuaku datang ke sekolah krn tdk menerima perlakuannya thd ku. Aku perempuan yg pemberani, tdk penakut dgn apapun. Aku tdk suka di injak2. Apa yg membuatku tdk senang aku slalu menyatakannya. Pertengkaran itu di saksikan bnyak org. Aku sebenarnya malu bertengkar di dpn umum. Namun dia yg memulainya. " NAMUN JGN SALAH, di balik itu semua aku mendapatkan kebahagian. Semua org yg berbuat jahat padaku mendapat balasan. Bukan aku yg membalasnya tapi org lain. ALLAH itu adil. Jika kalian pernah bernasib sepertiku yakinlah bahwa tidak selamanya kita di bawah, percayalah bahwa RODA KEHIDUPAN ITU BERPUTAR. Kebahagian yang ku dapat sekarang adalah teman2 XI IPA 3 mereka smw baik2, kompak, saling menghargai, tdk membeda2kn. Dan aku berharap itu abadi.. SEKOLAH akan terasa betah jika teman yg kita pilih BISA SALING MENGHARGAI DIRI KITA!!!

Cerpen Bahasa Indonesia "Sang Arjuna dan Dewi Malam"

Laki-laki yang normal tentu memiliki nafsu akan kebutuhan seksnya hal tersebut tidak dapat dipungkiri oleh kebanyakan laki-laki. Sebagai laki-laki sejati, Arjuna memiliki segalanya,ia tampan, bertubuh kekar, berkulit putih, ia terlihat seksi sebagai laki-laki dan teramat sempurna. Banyak wanita yang mencoba mendekatinya dan berharap menjadi kekasihnya, namun Arjuna belum bisa menerima 1 dari 1000 wanita itu untuk dijadikan teman yang istimewa. Sebagai lelaki sejati Arjuna pun menghargai wanita yang tidak sepantasnya dimanfaatkan untuk sekedar memuaskan nafsu birahi. Sebagai laki-laki normal, Arjuna tentu memiliki kebutuhan seksual yang tidak dapat ia pungkiri, ia memiliki kebiasaan jelek dan jorok yaitu sering melihat gambar-gambar porno dan membaca cerita-cerita seks di internet. Menjijikan, namun itu hal yang wajar. Karena hal tersebut ada nilai positifnya, yaitu agar kita tidak buta tentang seks setelah menikah nanti. *** Malam ini Arjuna merasakan hasratnya mulai meninggi, ia tidak dapat menahannya lagi. Akhirnya ia memutuskan untuk pergi ke diskotik dimana terdapat tempat prostitusi didalamnya. Terdengar suara musik dugem yang kencang, ia mulai melangkahkan kakinya masuk kedalam diskotik yang cukup terkenal di Jakarta. Begitu masuk, Arjuna menaiki anak tangga satu persatu untuk menuju lantai 2 diskotik tersebut. Benar-benar suasana diskotik yang kental kerlap -kerlip lampu disko. Musik yang memekakan telinga dan begitu banyak orang di lantai dansa. Sangat banyak wanita disana. Arjuna tidak dapat membedakan yang mana pengunjung dan yang mana gadis malam. Selain wanita, terlihat beberapa pria dewasa sedang duduk dan bercerita di sofa sambil merokok dan ‘’ minum ’’. Mungkin mereka sedang menunggu wanita langganannya. Arjuna hanya mencibir, namun dalam hati ia bertanya ‘’ apa nantinya aku akan seperti mereka ? “ Ia terdiam dan tersenyum kecil. *** Seorang bartender menghampiri dan menyapanya dengan ramah “ Hallo Boss!!Nyari yang gimana nich? ”Bartender tadi menyodorkan foto-foto seksi kepada Arjuna. Sambil menuju sofa Arjuna melihat-lihat foto-foto seksi dan syur yang telah ditaruhnya di meja. “ jadi mau yang gimana nich boss !!! “ tanya bartender tadi. “Gue masih bingung, ceweknya cantik-cantik sama seksi-seksi “ jawab Arjuna polos. Akhirnya Arjuna meminta bantuan bartender itu untuk memilihkannya 1 untuknya, karena menurutnya foto syur yang ada begitu banyak. Lalu bartender itu bertanya “ sukanya yang gimana ? yang besar apa yang kecil ? “ tanyanya ramah. Arjuna hanya diam, sepertinya ia tidak suka cerita-cerita dengan bartender tadi. Bartender tersebut menyodorkan 1 foto pada Arjuna. Wanita difoto tersebut sangat cantik dan seksi. Arjuna mengangguk tanda menyetujuinya. Akhirnya ia beranjak pergi menuju tempat atau sebuah kamar yang telah di tunjuk bartender tadi. *** Perlahan-lahan Arjuna membuka pintu kamar tersebut. Kamarnya berukuran 3m x 2m cukup bersih dan rapi. Seorang wanita yang bertubuh mungil, sexy, berambut panjang duduk di atas ranjang. Ia mengenakan sleep wear warna merah muda. Iya sangat cantik, semampai. Namun sungguh sayang dia adalah seorang WTS. Arjuna berjalan menuju ranjang, dan duduk di dekat WTS tadi. Arjuna mulai membuka percakapan. “hayy !!! “ Sapa Arjuna “hayy juga !!!” sambut WTS tadi sambil tersenyum. “kenalkan aku Karmila” lanjut WTS tadi. Ia mengulurkan tangannya pada Arjuna. Dan mereka berjabat tangan. “aku Arjuna. Panggil saja aku Juna” jawab Arjuna. Arjuna sama sekali belum merasakan hasrat yang mulai meninggi. Ia menganggapnyamasih wajar. Mungkin karena canggung. Karmila pun mulai membuka bajunya. Namun sepertinya tidak ada reaksi libido yang meninggi dalam tubuh Arjuna. Ia seperti mati rasa. Entah apa yang terjadi pada saat Arjuna datang memuasakan nafsu birahinya. Ia tidak merasakan hasrat apapun terhadap Mila, WTS tadi akrab disapa Mila. Meskipun mereka tengah berduaan, sepertinya tidak ada tanda-tanda hasratnya akan meninggi. Wajah Karmila yang cantik ternyata tidak bisa membuat hasrat Arjuna naik. Arjuna justru merasakan hampa. Tidak ada libido, tidak ada gairah, “ apakah aku mengalami disfungsi ereksi ? ” tanya hati kecil Arjuna. Beberapa saat berlalu dan Arjuna hanya terdiam. Ia shock, mengapa tidak ada hasrat yang ia rasakan. Apa ia sudah tidak normal ? tidak, Arjuna hanya merasa hampa dan iba melihat Karmila. “Boss !!! ko melamun ? ” tanya Mila mesra. “panggil saja saya Jun, maaf mbak saya tidak bisa melanjutkannya. ” jawab Arjuna gelapan. “kenapa, bukannya kamu kemari untuk aku layani ? ” Arjuna tahu ia harus tetap membayar Mila, karena kalau tidak ia bisa di pukuli bartender-bartender tadi. Akhirnya Arjuna memutuskan untuk hanya bercakap-cakap saja dengan Kamila. “Kamila, aku tidak bisa meniduri kamu. Bagaimana kalau kita hanya ngobrol saja ? ” pinta Arjuna pada Karmila. “tapi...... saya.......saya pasti...........” Karmila menjawab panik seolah-olah ia ketakutan dan ada tekanan. “tenang saja Mil, aku akan tetap membayarmu penuh. Jangan khawatir ” jawabku menenangkan. Wajah Karmila kembali tanang. Namun terlihat keheranan di wajahnya. Ia pasti bertanya-tanya mengapa Arjuna batal menidurinya. Namun ia tak pantas bertanyatentang hal itu. Lagi pula itu haknya Arjuna. Arjuna akhirnya ingin mendengar cerita tentang Karmila. Karmila menolak awalnya. Namun, Arjuna meminta ganti sebagai ganti ia tidak menidurinya. “hidupku benar-benar rumit Jun, karena masalh ekonomi aku akhirnya memilih hidup menjadi seorag pelacur. Dikampung aku mempunyai 2 orang anak yang harus aku sekolahkan, aku ingin anak-anaku bermasa depan. ” ucap Mila. “lalu, jika kau mempunyai anak, kau pasti mempunyai soerang suami ? ” tanya Arjuna “ya, kau benar. Suamiku sedang merantau ke Malaysia. ” jawab Mila. “Mil, entah kapan kita bertemu lagi setelah berbincang ini. Sungguh halyang tak ku duga dan takan terlupakan. ” dalam hatinya Arjuna bertekad untuk tidak masuk lagi ke tempat prostitusi. Ia ingin mempersembahkan keperjakaannya untuk istrinya tercinta nanti. Arjuna berharap mudah-mudahan istrinya nanti dapat memberikan apa yang ia rasakan malam ini bersama Mila To : Mila Karmila, aku berharap kita bisa bertemu lagi dalam kondisi yang lebih baik, bukan sebagai seorang pelacur dan pelanggannya. Tetapi sebagai seorag sahabat. From ARJUNA Mila tersenyum membaca sepucuk surat yang di tinggalkan Arjuna di laci dekat ranjang itu.

EXPLANATION TEXT

Making Paper from Woodchips General statement Woodchipping is a process used to obtain pulp and paper products from forest trees. The woodchipping process begins when the trees are cut down in a selected area of the forest called a coupe. Squence of explanation Next the tops and branches of the trees are cut out and then the logs are taken to the mill. At the mill the bark of the logs is removed and the logs are taken to a chipper which cuts them into small pieces called woodchips. The woodchips are then screened to remove dirt and other impurities. At this stage they are either exported in this form or changed into pulp by chemicals and heat. The pulp is then bleached and the water content is removed. Closing Finally the pulp is rolled out to make paper. Where does rain come from? [statement] Rain always comes from clouds. But where do clouds come from? How does all that water get into the sky? [explanation] Think about your bathroom. There is hot water in your bath. Steam goes up from the hot water. The steam makes small clouds in the bathroom. These warm clouds meet the cold walls and windows, and then we see small drops of water on the walls and windows. [explanation] The world is like your bathroom. The water in the oceans is warm when the sun shines on it. Some of this water goes up into the sky and makes clouds. The wind carries the clouds for hundreds of kilometers. Then the clouds meet cold air in the sky, and we see drops of water. The drops of water are rain. [conclusion] The rain falls and runs into rivers. Rivers run into oceans. And the water from oceans makes clouds and more rain. So water is always moving from oceans to clouds to rain to rivers to oceans. So the rain on your head was on other heads before! The water in your garden was in other gardens in other countries.